Teks -- 2 Samuel 23:1 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 2Sam 23:1-7
Jerusalem: 2Sam 23:1-7 - -- Sama seperti Yakub, Kej 49, dan Musa Ula 33, demikianpun Daud dikatakan mengucapkan "Perkataan terakhir". Dalam naskah Ibrani ada beberapa kerusakan y...
Sama seperti Yakub, Kej 49, dan Musa Ula 33, demikianpun Daud dikatakan mengucapkan "Perkataan terakhir". Dalam naskah Ibrani ada beberapa kerusakan yang kerap kali tidak dapat dipulihkan lagi. Sejak ini barangkali berasal dari awal zaman para raja, tetapi "Wasiat Daud" yang tercantum dalam 1Ra 2:5-9 lebih dekat pada kenyataan historis.
Ende -> 2Sam 21:1--24:25; 2Sam 23:1-7
Ende: 2Sam 21:1--24:25 - -- Fasal2 ini bertjorak tambahan. Didalamnja terdapat beberapa peristiwa jang
terdjadi waktu pemerintahan Dawud. Si penjusun Kitab Sjemuel, tidak tahu di...
Fasal2 ini bertjorak tambahan. Didalamnja terdapat beberapa peristiwa jang terdjadi waktu pemerintahan Dawud. Si penjusun Kitab Sjemuel, tidak tahu dimana harus ditaruh dan karena itu dibubuhi disini sadja. Kisah diteruskan oleh Kitab I Radja.
Ende: 2Sam 23:1-7 - -- Njanjian ini ditaruh dalam mulut Dawud: meskipun sebenarnja ditjiptakan lama
sesudah Dawud. kadang2 teksnja sukar untuk diartikan.
Njanjian ini ditaruh dalam mulut Dawud: meskipun sebenarnja ditjiptakan lama sesudah Dawud. kadang2 teksnja sukar untuk diartikan.
Ref. Silang FULL -> 2Sam 23:1
Ref. Silang FULL: 2Sam 23:1 - diangkat tinggi // yang diurapi · diangkat tinggi: Kel 11:3; Kel 11:3; Mazm 78:70-71; 89:28
· yang diurapi: 1Sam 2:10,35; Mazm 18:51; 20:7; 84:10; Yes 45:1; Hab 3:13
· diangkat tinggi: Kel 11:3; [Lihat FULL. Kel 11:3]; Mazm 78:70-71; 89:28
· yang diurapi: 1Sam 2:10,35; Mazm 18:51; 20:7; 84:10; Yes 45:1; Hab 3:13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 23:1-7
Matthew Henry: 2Sam 23:1-7 - Perkataan Terakhir Daud
Sekarang sang penulis kitab ini mendekati penghujung dari pemerintahan Daud, dan oleh sebab itu di sini ia memberi kita penjelasan,
I...
- Sekarang sang penulis kitab ini mendekati penghujung dari pemerintahan Daud, dan oleh sebab itu di sini ia memberi kita penjelasan,
- I. Perihal beberapa perkataan terakhir Daud, yang diucapkannya melalui ilham ilahi, dan yang tampak merujuk kepada keturunannya yang akan tetap ada untuk selama-lamanya, yang dibicarakan pada bagian akhir pasal sebelumnya (ay. 1-7).
- II. Perihal para pahlawan, terutama para prajurit, yang bekerja di bawah pimpinan Daud, tiga perwira pertama (ay. 8-17), dua dari tiga perwira berikutnya (ay. 18-23), dan kemudian ketiga puluh perwira (ay. 24-39).
Perkataan Terakhir Daud (23:1-7)
- Dalam perikop ini kita mendapati surat wasiat raja Daud, atau pesan tambahan yang dilampirkan padanya, sesudah ia menyerahkan mahkota kerajaan kepada Salomo, dan juga harta bendanya kepada Bait Suci yang akan dibangun. Perkataan terakhir orang-orang besar dan baik dianggap layak dibicarakan dan diingat secara khusus. Daud ingin agar perkataan terakhirnya itu diperhatikan, dan ia menambahkannya ke dalam kumpulan mazmurnya (seperti di sini perkataan itu ditambahkan kepada mazmur dalam pasal sebelumnya), atau ke dalam riwayat-riwayat pemerintahannya. Terutama perkataan dalam ayat 5, meskipun sudah dicatat sebelumnya, dapat kita duga sering kali diulanginya untuk menghibur diri, bahkan sampai ia mengembuskan napas terakhir. Itulah sebabnya kata-kata itu disebut perkataan Daud yang terakhir. Ketika kita mendapati ajal sudah dekat, kita harus berusaha menghormati Allah dan juga membangun iman orang-orang di sekitar kita dengan kata-kata terakhir kita. Hendaklah orang-orang yang sudah lama mengalami kebaikan Allah dan keindahan hikmat, ketika menjelang akhir perjalanan hidup mereka, meninggalkan sebuah catatan perihal pengalaman mereka itu dan memberikan kesaksian akan kebenaran janji ilahi. Kita memiliki catatan tentang perkataan terakhir Yakub dan Musa, dan di sini perkataan terakhir Daud, yang dirancang, seperti perkataan terakhir Yakub dan Musa, untuk menjadi warisan bagi orang-orang yang ditinggalkan. Di sini kita diberi tahu,
- I. Surat wasiat siapa yang kita baca di sini. Wasiat ini disampaikan entah, seperti biasa, oleh penulis surat wasiat itu sendiri, atau lebih tepatnya oleh sang penulis kitab ini (ay. 1). Pemilik surat wasiat itu digambarkan,
- 1. Melalui kehinaan asal usulnya: Ia adalah Daud bin Isai. Sungguh baik bagi orang-orang yang diangkat menjadi batu penjuru dan batu bubungan untuk diingatkan kembali, dan sering mengingatkan diri mereka sendiri, akan gunung batu yang dari padanya mereka terpahat.
- 2. Sampai setinggi apa Daud diangkat: Ia diangkat tinggi, sebagai orang yang diperkenan Allah, dan dimaksudkan untuk menjadi sesuatu yang besar, diangkat sebagai raja, untuk duduk lebih tinggi daripada sesamanya, dan sebagai nabi, untuk melihat jauh ke depan. Sebab,
- (1) Daud adalah orang yang diurapi Allah Yakub, dan dengan demikian berguna bagi umat Allah dalam kepentingan-kepentingan mereka sebagai warga, dalam melindungi negeri mereka, dan dalam menegakkan keadilan di antara mereka.
- (2) Daud adalah pemazmur yang disenangi di Israel, dan dengan demikian berguna bagi mereka dalam kegiatan-kegiatan ibadah mereka. Ia menulis mazmur, menggubah nadanya, serta menentukan baik para biduan maupun alat-alat musiknya, yang melaluinya orang-orang baik sangat terdorong dan tergugah untuk beribadah. Perhatikanlah, melantunkan mazmur adalah ketetapan ibadah yang manis, sangat menyenangkan bagi orang-orang yang bersuka dalam memuji Allah. Menjadi seorang pemazmur dihitung di antara kehormatan-kehormatan yang kepadanya Daud diangkat. Dalam menjadi pemazmur, ia merupakan seorang yang sama besarnya seperti dalam menjadi orang yang diurapi Allah Yakub. Perhatikanlah, kedudukan kita sungguh-sungguh diangkat apabila kita berguna bagi jemaat dalam kegiatan-kegiatan ibadah, dan berperan dalam memajukan pekerjaan yang terberkati itu, yaitu berdoa dan memuji Tuhan. Cermatilah, adakah Daud seorang raja? Demikianlah ia bagi Yakub. Adakah ia seorang pemazmur? Demikianlah ia bagi Israel. Perhatikanlah, tugas dipercayakan oleh Roh kepada setiap orang supaya mereka bisa bermanfaat. Oleh karena itu, layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang.
- II. Apa isi pokok surat wasiat itu. Isinya merupakan penjelasan tentang persekutuan Daud dengan Allah. Amatilah,
- 1. Apa yang dikatakan Allah kepadanya, baik untuk membimbingnya maupun untuk membesarkan hatinya sebagai seorang raja, dan, dengan cara serupa, untuk dapat digunakan oleh para penerusnya. Orang-orang saleh merasa senang merenungkan apa yang telah mereka dengar dari Allah, mengingat-ingat perkataan-Nya, dan memikirkannya dalam benak mereka. Demikianlah, apa yang diucapkan Allah satu kali, didengarkan Daud dua kali, bahkan sering kali. Lihatlah di sini,
- (1) Siapa yang berbicara: Roh TUHAN, Allah Israel, dan gunung batu Israel, yang menurut sebagian penfasir merupakan isyarat perihal ketritunggalan pribadi di dalam Allah. Yaitu, Sang Bapa sebagai Allah Israel, Sang Anak sebagai gunung batu Israel, dan Roh TUHAN yang berasal dari Allah Bapa dan Allah Anak, yang berbicara melalui para nabi, dan khususnya melalui Daud, yang firman-Nya tidak saja berada di dalam hatinya, tetapi juga di lidahnya, demi kebaikan orang lain. Di sini Daud menyatakan ilham ilahi yang diterimanya, bahwa di dalam mazmur-mazmurnya, dan dalam gubahan mazmur ini, Roh TUHAN berbicara dengan perantaraannya. Daud, dan orang-orang kudus lain, berbicara serta menulis oleh dorongan Roh Kudus. Hal ini memberikan kehormatan atas Kitab Mazmur, dan membuatnya layak kita gunakan dalam ibadah-ibadah kita, yaitu bahwa mazmur-mazmur itu merupakan perkataan yang diajarkan Roh Kudus.
- (2) Apa yang dikatakan. Di sini tampak dibedakan antara apa yang dikatakah Roh Allah melalui Daud, termasuk semua mazmurnya, dan apa yang dikatakan gunung batu Israel kepada Daud, yang menyangkut dirinya sendiri dan keluarganya. Hendaklah hamba-hamba Tuhan mencamkan bahwa orang-orang yang dipakai Allah untuk berbicara kepada orang lain berkepentingan untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang dikatakan-Nya kepada diri mereka sendiri. Orang-orang yang bertugas mengajarkan kewajiban kepada orang lain, harus memastikan bahwa mereka berusaha melakukan kewajiban mereka sendiri. Nah, apa yang dikatakan di sini (ay. 3-4), dapat dipandang,
- [1] Sebagai perkataan yang diterapkan kepada Daud, dan keluarga kerajaannya. Dan dengan begitu di sini kita mendapati, pertama, kewajiban yang diperintahkan kepada para pejabat pemerintah. Apabila seorang raja diajak berbicara oleh Allah, maka raja itu tidak akan dipuji karena martabatnya yang tinggi dan kekuasaannya yang besar, tetapi akan diberi tahu tentang kewajibannya. “Keharusan adalah bagi seorang raja,” kita berkata. Di sini ada sebuah keharusan bagi sang raja: ia harus memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah. Begitu jugalah yang harus diperbuat oleh semua pejabat pemerintah yang ada di bawah, menurut kedudukan mereka masing-masing. Hendaklah para penguasa ingat bahwa mereka memerintah atas manusia, bukan atas hewan yang dapat mereka perbudak dan perlakukan dengan sesuka hati, melainkan atas makhluk berakal yang sederajat dengan mereka sendiri. Mereka memerintah atas manusia dengan segala kebodohan dan kelemahannya, dan oleh karena itu harus menanggungnya dengan sabar. Mereka memerintah atas manusia, namun di bawah Allah, dan bagi Dia. Oleh sebab itu,
- 1. Para penguasa harus bersikap adil, baik terhadap orang-orang yang mereka perintah, dengan memberi orang-orang itu hak dan milik mereka, maupun di antara orang-orang yang mereka perintah, dengan menggunakan kekuasaan mereka untuk membela pihak yang dirugikan dan melawan pihak yang merugikan (lih. Ul. 1:16-17). Tidak berbuat jahat saja belumlah cukup, mereka juga tidak boleh membiarkan kejahatan diperbuat.
- 2. Para penguasa harus memerintah dengan takut akan Allah. Artinya, mereka sendiri harus dipenuhi rasa takut akan Allah, sehingga mereka akan sepenuhnya dikendalikan dari segala perbuatan yang tidak adil dan menindas. Nehemia dipenuhi rasa takut akan Allah (Neh. 5:15), tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah, dan begitu pula Yusuf (Kej. 43:18). Para penguasa juga harus berusaha menumbuhkan rasa takut akan Allah, yaitu menjalankan perintah agama, di antara orang-orang yang mereka perintah. Pejabat pemerintahan harus memelihara hukum-hukum yang ada pada kedua loh batu, dan melindungi kesalehan maupun kejujuran. Kedua, kesejahteraan dijanjikan kepada mereka apabila mereka taat melakukan kewajiban ini. Orang yang memerintah dengan takut akan Allah akan bersinar seperti fajar di waktu pagi (ay. 3-4). Sinar itu menghibur dan menyenangkan, dan orang yang melakukan kewajibannya akan mendapat penghiburan darinya. Sukacitanya akan menjadi kesaksian hati nuraninya. Sinar itu terang, dan raja yang baik akan bersinar dengan terang. Keadilan dan kesalehannya akan menjadi kehormatannya. Sinar adalah berkat, dan tidak ada berkat yang lebih besar dan lebih luas bagi orang banyak daripada raja-raja yang memerintah dengan takut akan Allah. Sama seperti fajar di waktu pagi disambut dengan sangat baik sesudah kegelapan malam berlalu, demikian pula pemerintahan Daud disambut sesudah pemerintahan Saul (Mzm. 75:4, KJV). Pemerintahan Daud makin lama makin maju, bersinar semakin terang menjelang siang hari. Demikianlah kemilau yang semakin bercahaya dari pemerintahan yang baik. Pemerintahan ini juga diumpamakan seperti rumput muda, yang tumbuh dari tanah untuk kebutuhan manusia. Bersama rumput muda itu datang juga tuaian berkat, yang juga merupakan sebagian dari perkataan terakhir Daud, dan sepertinya merujuk kepada perkataan yang tercatat di sini (lih. Mzm. 72:6, 16).
- [2] Apa yang dikatakan Daud di sini dapat dipandang sebagai perkataan yang diterapkan kepada Kristus, Anak Daud, dan dengan demikian semua perkataan itu harus dipandang sebagai nubuatan, dan bahasa aslinya pun mendukung pandangan ini: Akan ada seorang penguasa di antara manusia, atau atas manusia, yang akan berlaku adil, dan akan memerintah dengan takut akan Allah. Artinya, Ia akan mengatur perkara-perkara agama dan ibadah terhadap yang ilahi sesuai kehendak Bapa-Nya. Ia akan menjadi seperti fajar di waktu pagi, dan seterusnya, sebab Ia adalah terang dunia, dan seperti rumput muda, sebab Ia adalah tunas yang ditumbuhkan TUHAN, dan hasil tanah (Yes. 11:1-5; 32:1-2; Mzm. 72:2). Allah, melalui Roh-Nya, memberi Daud penglihatan mengenai hal ini, untuk menghiburnya di tengah banyak malapetaka yang menimpa keluarganya, dan pemandangan menyedihkan yang dilihatnya akan kemerosotan keturunannya.
- 2. Bagaimana Daud menjadikan perkataan Allah kepadanya ini sebagai penghiburan baginya, dan bagaimana ia menanggapi perkataan itu dengan renungan-renungan yang penuh kesalehan (ay. 5). Renungan itu hampir sama dengan renungannya pada saat ia menerima pesan serupa (7:18, dst.). Perkataan yang diucapkan sebelumnya disampaikan oleh gunung batu Israel kepada Daud, sementara perkataan ini disampaikan oleh Roh Allah melalui dia, dan perkataan itu merupakan pengakuan terdalam akan iman dan pengharapannya pada kovenan kekal. Di sini kita mendapati,
- (1) Masalah yang diperkirakan akan datang: Walaupun keluargaku tidak seperti itu di hadapan Allah, dan walapun Dia tidak menumbuhkannya. Perilaku keluarga Daud terhadap Allah tidaklah sebagaimana yang digambarkan (ay. 3-4, KJV), dan tidak seperti yang diharapkannya, tidak sebaik itu, tidak sebahagia itu. Keluarganya tidak demikian selama ia hidup. Ia sudah dapat melihat bahwa keluarganya tidak akan demikian setelah ia tiada, bahwa keluarganya tidak akan begitu saleh ataupun begitu sejahtera seperti yang mungkin diharapkan dari keturunan seorang ayah seperti dia.
- [1] Bukan seperti itu di hadapan Allah. Perhatikanlah, bagaimana sesungguhnya keadaan kita dan keluarga kita, diukur dari bagaimana keadaannya di hadapan Allah. Inilah yang diharapkan Daud dengan sepenuh hati menyangkut anak-anaknya, yaitu agar mereka benar di hadapan Allah, setia kepada-Nya, dan bersemangat bagi-Nya. Namun demikian, anak-anak dari orangtua yang saleh sering kali tidak begitu saleh ataupun begitu bahagia seperti yang diharapkan. Kita harus tahu bahwa kebobrokanlah, dan bukan anugerah, yang mengalir di dalam darah, bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, melainkan bahwa Allah memberikan Roh-Nya untuk bertindak dengan bebas.
- [2] Tidak menumbuhkan keluarganya dalam jumlah dan kekuatan. Allah sendirilah yang membuat keluarga bertumbuh atau tidak bertumbuh (Mzm. 107:41). Orang-orang baik acap kali melihat pemandangan yang menyedihkan tentang akhlak keluarganya yang merosot. Keluarga Daud merupakan perlambang jemaat Kristus, yang adalah rumah-Nya (Ibr. 3:3). Anggaplah keluarga kita tidak seperti itu di hadapan Allah sebagaimana yang kita harapkan. Anggaplah keluarga kita berkurang, kesusahan, terhina, dan melemah, oleh karena kesalahan dan kebobrokan, bahkan nyaris punah. Namun demikian, Allah telah membuat kovenan dengan kepala jemaat, yaitu Anak Daud, bahwa Ia akan menyediakan keturunan bagi-Nya, bahwa alam maut tidak akan pernah menguasai jemaat-Nya. Di tengah penderitaan-Nya, Juruselamat kita menghibur diri dengan kovenan ini, bahwa kovenan dengan-Nya tetap teguh (Yes. 53:10-12).
- (2) Penghiburan dipastikan: Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal. Kesukaran apa pun yang bisa jadi akan dihadapi anak Allah, ia masih memiliki suatu penghiburan untuk mengimbanginya (2Kor. 4:8-9), dan tidak ada penghiburan seperti yang dimiliki sang pemazmur ini, yang dapat dipahami,
- [1] Sebagai kovenan kerajaan (dalam bentuk perlambang) yang dibuat Allah dengan Daud dan keturunannya, berkenaan dengan kerajaan itu (Mzm. 132:11-12). Akan tetapi,
- [2] Kovenan itu harus dilihat lebih jauh, kepada kovenan anugerah yang dibuat dengan semua orang percaya, bahwa di dalam Kristus, Allah akan menjadi Allah bagi mereka, yang dilambangkan oleh kovenan kerajaan. Itulah sebabnya janji-janji dalam kovenan itu disebut kasih setia yang teguh yang dijanjikan kepada Daud (Yes. 55:3). Hanya inilah satu-satunya kovenan kekal, dan tidak dapat dibayangkan bahwa Daud, yang dalam begitu banyak mazmurnya berbicara begitu jelas tentang Kristus dan anugerah Injil, akan melupakan hal tersebut dalam kata-kata terakhirnya. Allah telah membuat kovenan anugerah dengan kita di dalam Kristus Yesus. Di sini kita diberi tahu, pertama, bahwa kovenan itu kekal, kekal dalam perencanaan dan rancangannya, dan kekal dalam kelanjutan dan dampak-dampaknya. Kedua, bahwa kovenan itu teratur, sangat teratur dalam segala-galanya, dan baik secara menakjubkan, untuk meninggikan kemuliaan Allah dan kehormatan Sang Perantara, bersama dengan kekudusan dan penghiburan orang-orang percaya. Di dalam hal inilah kovenan itu sangat teratur, bahwa apa saja yang dituntut dalam kovenan itu telah dijanjikan, dan bahwa setiap pelanggaran terhadap kovenan itu tidak mengeluarkan kita dari kovenan tersebut. Selain itu, keselamatan kita tidak diserahkan kepada pemeliharaan kita sendiri, tetapi kepada pemeliharaan Sang Perantara. Ketiga, bahwa perjanjian itu terjamin, dan terjamin sebab diatur dengan baik. Tawarannya kepada semua orang sungguh terjamin. Belas kasih yang dijanjikannya terjamin apabila syarat-syaratnya dipenuhi. Penerapannya secara khusus kepada orang percaya sejati sungguh terjamin. Kovenan itu terjamin bagi semua keturunan. Keempat, bahwa kovenan itu merupakan segala keselamatan kita. Tidak ada hal lain selain kovenan ini yang akan menyelamatkan kita, dan ini sudah cukup. Hanya pada kovenan inilah keselamatan kita bergantung. Kelima, bahwa oleh sebab itu kovenan itu harus menjadi segala kesukaan kita. Biarlah aku mendapat bagian dalam kovenan ini serta janji-janjinya, maka itu sudah cukup, aku tidak menginginkan apa-apa lagi.
- 3. Di sini hukuman bagi orang-orang dursila dibacakan (ay. 6-7).
- (1) Mereka akan dihamburkan seperti duri – ditolak dan ditinggalkan. Mereka seperti duri, tidak boleh disentuh dengan tangan. Mereka begitu penuh amarah dan kegeraman hingga tidak dapat diatur atau ditangani dengan teguran yang bijak dan apa adanya, tetapi harus dikendalikan oleh hukum dan pedang keadilan (Mzm. 32:9). Oleh sebab itu, sama seperti duri,
- (2) Mereka pada akhirnya akan dibakar habis dengan api di tempat yang sama (Ibr. 6:8). Nah, hal ini dimaksudkan,
- [1] Sebagai petunjuk bagi para pejabat pemerintah supaya menggunakan kekuasaan mereka untuk menghukum dan memberantas kejahatan. Biarlah mereka menghamburkan orang-orang dursila (lih. Mzm. 101:8). Atau,
- [2] Sebagai peringatan bagi para pejabat pemerintah, dan khususnya bagi putra-putra dan para penerus Daud, untuk memastikan bahwa mereka sendiri bukanlah orang-orang dursila, seperti yang demikian halnya untuk terlalu banyak dari mereka. Karena dengan demikian, baik martabat kedudukan mereka maupun hubungan mereka dengan Daud tidak akan menjamin bahwa mereka tidak akan dihamburkan oleh penghakiman-penghakiman Allah yang adil. Meskipun manusia tidak mampu menghadapi mereka, Allah akan menghadapi mereka. Atau,
- [3] Sebagai nubuatan tentang kehancuran semua musuh kerajaan Kristus yang tidak dapat diperdamaikan lagi. Ada musuh-musuh di luar, yang dengan terang-terangan melawan dan memerangi kerajaan itu, dan ada musuh-musuh dari dalam, yang diam-diam mengkhianatinya dan bersikap penuh kepalsuan terhadapnya. Kedua macam musuh itu merupakan anak-anak Belial, anak-anak si jahat, keturunan ular. Kedua-duanya seperti duri, memedihkan dan menyakitkan. Namun kedua-duanya akan dihamburkan dengan cara yang begitu luar biasa hingga Kristus akan menegakkan kerajaan-Nya kendati dengan permusuhan mereka. Ia akan bertindak memerangi mereka (Yes. 27:4), dan pada waktunya nanti akan memberkati jemaat-Nya dengan damai sejahtera yang begitu rupa hingga tidak akan ada lagi duri yang menusuk atau onak yang memedihkan. Pada hari penghakiman nanti (dan hari itulah yang dirujuk oleh Alkitab terjemahan bahasa Aram), orang-orang yang tidak mau bertobat, untuk memuliakan Allah, akan dibakar dengan api yang tak terpadamkan (lih. Luk. 19:27).
SH: 2Sam 23:1-7 - Daud orang penting? (Senin, 20 Juli 1998) Daud orang penting?
Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapiny...
Daud orang penting?
Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapinya sebagai raja, dan membawa banyak kemajuan bagi umat Tuhan. Di samping itu ternyata Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Tulisannya dibaca dan disukai banyak orang, bukan hanya pada zamannya saja, tetapi sampai selama-lamanya, sebab Tuhan telah berfirman melalui Mazmur Daud. Ketika Daud menyampaikan kata-kata terakhirnya, Roh Tuhanlah yang berbicara dengan perantaraannya dan firman Tuhan ada di lidahnya. Tuhan membuatnya menjadi penting karena ia hidup untuk kepentingan Tuhan.
Bagaimana memerintah yang benar? Allah Israel berkata kepada Daud, kepada seluruh umat, dan kini kepada kita, bahwa sifat adil dan takut akan Allah dasar utama pemerintahan yang benar. Artinya bahwa unsur terpenting yang harus dipastikan ada dalam tiap pemerintahan adalah menegakkan keadilan dan mengutamakan Tuhan. Bila prinsip itu tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, segala kemajuan dan kemakmuran yang tercapai akan rapuh. Bagaikan bangunan megah yang lemah dasarnya dan keropos strukturnya, pemerintah macam itu akan tumbang dalam proses penghukuman Allah sendiri.
SH: 2Sam 23:1-7 - Raja yang adil (Selasa, 19 Oktober 2010) Raja yang adil
Mazmur ucapan syukur Daud di pasal 22 merupakan kilas balik perjalanan hidup Daud. Ia mengingat belas kasihan dan kesetiaan Tuhan dala...
Raja yang adil
Mazmur ucapan syukur Daud di pasal 22 merupakan kilas balik perjalanan hidup Daud. Ia mengingat belas kasihan dan kesetiaan Tuhan dalam hidup dan pemerintahannya. Maka dalam nas ini ia melihat ke depan, mengutarakan keyakinannya dalam bentuk nubuat (1).
Mazmur ini merupakan nubuat seseorang yang "diurapi" oleh Allah (1; lih. 22:51), yang menyampaikan apa yang dinyatakan oleh Roh Tuhan (2). Daud sebagai orang yang "diurapi" Tuhan dan sebagai nabi yang menyampaikan firman Tuhan, mengingatkan kita kepada Kristus ("yang diurapi") dalam fungsi kenabian-Nya.
Raja yang memerintah dengan adil, yang bersinar seperti fajar di waktu pagi (4), juga mengingatkan kita kepada trans-figurasi Kristus (Mat. 17:2) dan kemuliaan Kristus (Why. 1:16; 21:23). Yesus sendiri menyatakan diri-Nya, "Akulah terang dunia" (Yoh. 8:12). Raja ini akan menjadi terang yang menuntun umat-Nya (bdk. 2Sam. 22:29, di mana Tuhan adalah pelita yang menyinari kegelapan). Daud melihat bahwa hal ini akan terjadi di dalam kerajaannya sesuai perjanjian kekal Allah dengan dia (5). Perjanjian Allah dengan Daud di dalam 2 Sam. 7:12-16 menyatakan bahwa takhta Daud kekal untuk selama-lamanya. Dan penggenapan nubuat ini terwujud penuh dalam Kerajaan Mesias. Raja yang memerintah dengan adil, yang dimaksudkan di atas, menunjuk kepada Mesias. Raja yang adil itu akan menghancurkan semua orang yang berdosa (6-7). Tuhan Yesus juga menggambarkan penghakiman yang akan terjadi pada orang fasik di mana mereka "akan dicampakkan ke dalam dapur api, " sedangkan orang-orang benar akan "bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka" (Mat. 13:43).
Yesuslah Raja yang, adil yang dinubuatkan oleh Daud. Raja yang adil ini akan mengaruniakan terang bagi umat-Nya dan menghancurkan orang yang menentang Dia. Untuk mendapat perkenan-Nya kita harus merespons Dia dengan benar. Sudahkah Anda melakukannya?
SH: 2Sam 23:1-7 - Anugerah dan penyertaan pada pemimpin (Selasa, 15 Juli 2014) Anugerah dan penyertaan pada pemimpin
Ucapan Daud di sini merupakan nubuat bagi pelayanannya di kemudian hari, melalui keturunannya. Bukan berisikan ...
Anugerah dan penyertaan pada pemimpin
Ucapan Daud di sini merupakan nubuat bagi pelayanannya di kemudian hari, melalui keturunannya. Bukan berisikan jasa-jasa Daud sehingga berhak mendapatkan kehormatan raja dan kelanggengan takhta, melainkan semata karena anugerah Allah.
Daud mulai dengan menyebut diri sebagai "...orang yang diangkat tinggi", "...diurapi Allah Yakub", dan "...pemazmur yang disenangi Israel" (1). Tak ada kesombongan dalam kesadaran anugerah itu. Berita nubuat yang dia ucapkan pun disampaikan karena Allah yang berbicara (2-3), sedangkan dirinya hanya sebagai media. Isi berita itu merupakan esensi perjanjian Allah kepada Daud (5; 2Sam. 7). Dimulai dengan kriteria seorang raja yang berkenan kepada Tuhan (3b) dan efeknya bagi umat yang dilayani (4). Indah sekali karena gambaran yang dipakai begitu alami, kesegaran pagi oleh mentari dan kesegaran hari oleh hujan. Semua melambangkan kehidupan yang segar dan berpengharapan! Itulah hasil pelayanan raja-gembala Israel yang diberkati Tuhan dan yang akan dinikmati umat Tuhan.
Semua itu merupakan perkenan Tuhan atas dirinya dan keluarganya untuk tetap ada di takhta Israel sehingga pelayanan kepada umat Tuhan terjaga terus menerus! Sedangkan para musuh akan dimusnahkan seperti orang membongkar habis semak duri dan alang-alang tajam yang menutupi ladang agar dapat ditanami kembali (6-7).
Kenyataan kelak, keturunan Daud tidak semua setia pada panggilan sebagai raja-gembala Israel, tetapi Tuhan tetap setia meneguhkan mereka pada takhta Israel. Bahkan kelak dari keturunan Daud akan muncul Sang Mesias yang pemerintahan-Nya melampaui Israel kepada semua bangsa.
Walau penuh kelemahan dan kegagalan, Daud dapat menengok ke belakang, bahwa Tuhan telah memakai dirinya melayani umat-Nya. Daud juga berani menatap ke depan, berkat Tuhan akan dicurahkan melalui keturunannya. Kita belajar menengok ke belakang melihat kesetiaan dan anugerah-Nya. Mari kita menatap ke depan, dengan penyertaan Tuhan, kita berkomitmen memberikan yang terbaik!
SH: 2Sam 23:1-7 - Adil untuk Sesama dan Taat kepada Allah (Rabu, 26 Februari 2020) Adil untuk Sesama dan Taat kepada Allah
Daud adalah figur raja yang dikagumi bangsa Israel yang menegakkan kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. B...
Adil untuk Sesama dan Taat kepada Allah
Daud adalah figur raja yang dikagumi bangsa Israel yang menegakkan kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Bahkan, Israel selalu ingin mengulang kembali dan menikmati masa kejayaan itu.
Keberhasilan Daud itu bersumber dari Allah yang mengangkat dan mengurapinya (1). Daud mengingat bahwa keselamatannya adalah pemberian Allah. Daud pun sadar bahwa janji tentang keturunan yang akan datang pun adalah anugerah-Nya (5). Dalam perkataan terakhirnya ini, Daud mengingat kembali firman Tuhan yang ditegaskan kepadanya tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam berkuasa dan bertindak, yaitu adil terhadap sesama manusia dan memimpin dengan takut akan Allah (3). Memimpin dengan cara demikian akan menempatkannya menjadi pribadi pemimpin yang dapat membawa kedamaian dan pengharapan (4).
Dalam nas ini, Allah mengingatkan Daud tentang bagaimana ia harus hidup dan memerintah bangsanya. Sebagai umat-Nya, sikap adil terhadap sesama dan taat kepada Allah merupakan bagian yang melekat dalam diri setiap orang percaya, walaupun kita tidak memiliki jabatan tinggi dan terhormat.
Sesungguhnya, Tuhan memberikan kepercayaan untuk memimpin bagi setiap orang, baik dalam lingkup kecil seperti keluarga, di tempat pelayanan, masyarakat atau jabatan dalam karir dan usaha. Artinya, kita semua dituntut hidup dengan adil ke bawah (sesama) dan taat ke atas (Allah). Ini adalah dua hal yang diminta Allah kepada Daud untuk dijalankan.
Melihat situasi di sekitar kita, maka seluruh lapisan masyarakat membutuhkan figur pemimpin dan pribadi yang adil dan taat. Mari kita memaknainya dan memiliki sikap adil dan taat dengan mewujudkannya dalam keseharian. Tujuannya supaya kita dapat terlibat dalam mendidik putra-putri dan orang di sekitar kita, untuk menghayati "adil ke bawah dan taat ke atas". Di sini, makna serta fungsi sebagai garam dan terang dapat hadir di tengah masyarakat kita.
Doa: Tolong kami berlaku adil terhadap sesama dan taat kepada Allah dengan hati yang murni dan bersih. [MKD]
Topik Teologia -> 2Sam 23:1
Topik Teologia: 2Sam 23:1 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama Allah
Nama-nama Deskriptif Allah
Allah Yakub
2Sa 23:1 Maz 20:2 M...
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi